Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Gapapa Kalau Gapapa

Saya dan Deni baru menikah empat bulan ketika saya tahu bahwa saya hamil. Saya masih ingat wajah Deni yang penuh dengan sennyuman dan berseri-seri ketika membuka hadiah yang berisi Pregnancy test. Dia terus berkata ‘aku akan menjadi ayah! Aku akan menjadi ayah!’. Sebenarnya kami ingin memiliki anak setelah satu tahun menikah, namun kejutan di bulan ke-empat ini tetap membuat kami bahagia. Apakah yang lebih diinginkan dari pasangan yang baru menikah selain anak? Anak adalah kunci utama dalam budaya saya untuk menentukan bahwa sebuah pasangan baru itu berhasil. Hal ini juga kami alami ketika banyak teman bertanya apakah saya sudah ‘isi’. Tapi dengan sabar kami menjawab bahwa belum waktunya. Bagi kami, merencanakan untuk mempunyai anak itu penting sekali. Kami ingin mendidik anak-anak kami sesuai dengan kebenaran firman Tuhan sehingga kami ingin mempersiapkan diri kami sebagai orang tua. Selain itu, kami ingin pergi ke training misi di pulau yang berbeda dengan kampung halaman kami. Jad...

10 April 2018

Gambar
Kenapa Tuhan memberi kalau hanya ingin mengambilnya lagi dalam waktu sesaat? Pertanyaan itu terus muncul dalam kepalaku. Berulang-ulang. Namun tidak menemukan jawaban yang tepat. Begitu indahnya kebahagiaan saat memiliki. Perasaan senang itu nyata dan seakan bisa disentuh. Bisa dirasakan tumbuh di dalam diri. Lalu air mata bahagia muncul. Kenapa kita menangis saat bahagia? Gaarder menjelaskan bahwa kita semua sadar kalau kebahagiaan itu hanya sesaat saja, lalu lenyap. Sehingga kita menangisinya karena kita tahu bahwa kebahagiaan itu tidak akan muncul lagi. Lalu kebahagiaan itu tergeser dengan mudahnya oleh rasa kehilangan. Bahagia yang tumbuh di dalam diri lenyap seketika. Keluar bersama nada-nada penyesalan. Semuanya terjadi cepat sekali, seolah-olah semuanya hanya mimpi. Yang manakah mimpi? Apakah kebahagiaan itu mimpi? Atau rasa kehilangan itu mimpi? Atau jangan-jangan aku hanya bermimpi pernah memilikinya? Kenapa kita menangis juga waktu sedih? Karena kita tahu bah...