Mengapa manusia beragama?

Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau sujud kepadaNya

Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau berbuat baik ke sesama

Lirik lagu pop tersebut sangat sederhana namun sanggup memaksa kita untuk mengiyakan kebenaran lirik lagu tersebut. Sebagian besar orang melakukan kebaikan dan beribadah hanya untuk satu tujuan yaitu kehidupan kekal di Surga.

Agama menjadi sangat penting karena secara tidak langsung agama adalah pengendali perilaku penyimpangan sosial. Jarang sekali kita menjumpai orang yang melakukan kebaikan dengan alasan karena cinta pada negara atau taat pada hukum. Tetapi pasti karena dia adalah orang yang beragama. Agama selalu berbicara tentang kebaikan. Namun, dalam pelaksanaan kehidupan beragama sering terjadi kekeliruan penafsiran agama. Kadang terdapat orang yang keliru memahami Kitab Suci yang ia baca. Akan tetapi, ia kemudian sudah melakukan tindakan berdasarkan pengertian salah yang ia miliki. Akibatnya, semakin lama ia mengikuti suatu agama, perilaku yang ditunjukkan semakin merugikan diri sendiri.

Agama juga menjadi pedoman seseorang dan pengharapan akan hidup yang kekal. Istilah orang jawa mengatakan bahwa urip kuwi mung mampir ngombe, membuat manusia mencari kebahagiaan konkret yang abadi melalui ajaran-ajaran agama. Konsep ketuhanan dalam agama menjadi jawaban pertanyaan mereka tentang dunia ini dan kehidupan setelah kematian. Sehingga tidak heran ada orang yang rela meninggalkan kemewahan duniawi hanya untuk mencari kebenaran sejati dalam pemahamannya mengenai agama.

Selain itu, karakter seseorang dapat dibentuk melalui ajaran-ajaran agama yang dianutnya. Orang yang beragama dalam pemahaman yang benar pasti mempunyai karakter yang kuat dan mampu bertahan dalam menghadapi setiap cobaan hidup. Entah itu kepercayaan terhadap benda-benda keramat, roh-roh nenek moyang atau ajaran-ajaran dari seorang tokoh besar yang telah menjadi panutan, yang pasti kepercayaan/agama itu menjadi pedoman seseorang dalam bertingkah laku dan mampu membentuk sifat serta kepribadian seseorang ke arah yang lebih baik.

Komentar

  1. Kita ini makhluk-makhluk yang ironis, terkekang dengan rantai-rantai teks-teks kuno yang kita tradisikan Suci, berdebat dengan pengetahuan, benci-rindu dengan tradisionalitas...
    Memang manusia lah yang menjadikan dunia ini sedemikian mengerikan. Agama hanyalah sebuah penghias dan tools yang bisa kita pilih dan tolak, namun kemanusiaan telah membuktikan dirinya sendiri gagal selama ribuan tahun.
    Maka agamalah yang konon mampu mengekang keliaran para manusia...
    Meskipun agama juga membuat mereka liar "dalam kandang"

    Oh hidup....
    Bukan "mampir ngombe"
    melainkan; "mampir ngguyu..."

    Ngguyoni gesang kang kalampah gendheng, jumawa, dumeh, pepaten lan mblasuk ing bilahi... Opo to sejatine menungso? Menus-menus kakehan dosa...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 8th

WALITURA

Terminal Semester Ini