Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014

Teliti!!!

Gambar
Aku ceroboh dan selalu terburu-buru dalam melakukan segala hal, semua hal yang kukerjakan ingin kuselesaikan dengan cepat. Aku juga mudah puas diri dengan apa yang kukerjakan, dan tidak meneliti kembali, sehingga membuat hasil dari sesuatu yang sedang kukerjakan menjadi tidak maksimal. Internship program yang kuikuti membuatku sadar akan sifatku ini. Berkali-kali aku melakukan kesalahan sepele yang mungkin orang lain akan heran dengan kesepeleannya. Salah mengganti subject email, lupa mencantumkan nama pelamar, salah jam pada saat membuat invitation di google calendar, lupa menghapus history email, lupa cc email, lupa mengingatkan jadwal interview. Hal-hal sepele yang benar-benar menuntut ketelitian yang sedang susah payah kubangun. Kusadari pula kalau aku selalu terburu-buru ketika mengerjakannya dan tidak mengecek lagi, terkadang aku juga merasa bahwa apa yang kulakukan sudah benar padahal masih ada kesalahan. Hal-hal tersebut membawaku kepada perenungan, mengapa aku selalu melaku...

Mereka Berbeda

Gambar
Sabtu, 14 Juni 2014 Aku sangat gugup ketika datang ke sekolah itu, tempat yang asing dan akan bertemu dengan orang yang belum pernah kutemui sebelumnya. Agak lama aku melihat gambar-gambar hasil karya anak-anak TK di situ. Gambar dan warna sederhana yang menunjukkan range usia mereka. “Rumah Pintar” begitu tulisan yang berada paling atas. Lalu seorang ibu mempersilahkan masuk saja kalau aku ingin bertemu dengan salah seorang guru, karena semua guru sedang mengajar. Ketika aku berjalan di koridor, aku semakin gugup karena di dalam ruangan ada anak-anak yang sedang bermain drum dan beberapa guru yang mengelilingi. Aku mengenal salah satu di antara mereka. Dia adalah adik kelasku sewaktu SMA. “Mbak Dita ya? Ayo mbak silahkan masuk.” Mbak Septi, orang yang telah membuat janji bertemu denganku, menyambutku dengan senyuman. “Maaf ya agak kacau, maklum karena ini sedang tahun ajaran baru, jadi banyak anak-anak baru yang masih harus adaptasi dulu.” Aku mengangguk dan segera mendekati Pris...

Anak-anak Muda yang Beranjak Remaja

7 Juni 2014 Malam minggu ini aku sengaja berjalan-jalan di pedestrian selasar Kartini, karena aku bermaksud menemui temanku dan pacarnya yang juga sedang duduk di sana. Tidak seperti biasanya, malam ini selasar Kartini tidak ramai, hanya ada beberapa orang yang bermain sepatu roda, berjualan makanan, atau sekedar duduk-duduk saja. Sehingga yang kami lakukan: aku, Jeee, Berta dan pacarnya adalah menyusuri jalan sepanjang jalan Kartini sambil bercanda dan mengobrol. Selama satu jam kami hanya berjalan dan duduk-duduk saja sambil menikmati keadaan di sekeliling kami. Kami tidak memiliki tujuan, tidak tahu harus kemana. “Salatiga terlalu kecil sih.” Kata salah seorang diantara kami. “Meskipun besar, Salatiga juga mau diisi apa? Sepertinya penduduk di sini tidak begitu tertarik untuk beraktivitas.” Aku mengangkat bahu. Lalu kami memutuskan untuk pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Kami kembali menyusuri selasar Kartini, sampai aku terhenyak melihat pemandangan yang ...

Kawan Lama

Gambar
Aku menemukan kawan-kawan lamaku lagi setelah sekian lama tidak bercengkerama dalam candaan dan obrolan. Aku menemukan orang-orang yang dengan pandangan idelis, mengkritik dan berkomentar tanpa memberi solusi apapun, hanya sebatas ide. Tetapi itulah kawan-kawanku yang dengan mereka obrolan itu tidak akan ada habisnya. Itulah kawan-kawanku: Puput, Anas, Edwin, dan bersama 3 teman lainnya: Vila, Ambar dan mbak Farida, yang dengan riang gembira menjelajah indahnya gunung Andong. Pendakian yang kami lakukan selama hampir 2 jam pada hari Jumat, 6 Juni 2014 itu mendongkrak semangat kami untuk saling berbagi cerita. Inilah waktu yang tepat untuk saling bercengkerama. Meskipun dua tenda telah didirikan, tetapi aku, Anas, Puput dan Edwin tetap duduk tegak memandang langit. Sampai subuh menjelang pun Anas dan Edwin tetap melanjutkan obrolah mereka di puncak gunung, sedangkan aku dan Puput memilih untuk bergelung dalam sleeping bag. Aku tidak tahan dengan angin yang terus menampar wajah dan d...

Internship Program

“Silahkan coba lagi” begitulah bunyi mesin absent fingerprint setiap kali aku absent. Lalu aku akan menempelkan jempolku lagi sampai bunyi “terima kasih” terdengar. Aku ingat waktu masih pertama kali absent dan selalu gagal karena sidik jariku yang penuh dengan goresan natural, bagian administrasi yang kebetulan lewat hanya bisa menggelangkan kepala dan hampir menyerah saat tiba-tiba mesin absent berbunyi “terima kasih”. Aku berhasil absent! Hal ini benar-benar membuatku malu, apalagi dengan posisiku sebagai seorang magang. Semester ini aku menggunakan waktuku untuk magang (program internship) di PT formulatrix Indonesia. Sebuah perusahaan internasional perakitan robot sebagai Human Resources. Setiap hari aku duduk menghadapi komputer, mengecek email, membaca dan menyeleksi setiap lamaran kerja yang masuk, membuat progress kandidat dan melakukan pekerjaan apapun yang disuruh. Aku benar-benar menikmati praktek kerja ini, namun terkadang aku merasa jenuh karena setiap hari hanya se...