Anak-anak Muda yang Beranjak Remaja

7 Juni 2014
Malam minggu ini aku sengaja berjalan-jalan di pedestrian selasar Kartini, karena aku bermaksud menemui temanku dan pacarnya yang juga sedang duduk di sana. Tidak seperti biasanya, malam ini selasar Kartini tidak ramai, hanya ada beberapa orang yang bermain sepatu roda, berjualan makanan, atau sekedar duduk-duduk saja. Sehingga yang kami lakukan: aku, Jeee, Berta dan pacarnya adalah menyusuri jalan sepanjang jalan Kartini sambil bercanda dan mengobrol. Selama satu jam kami hanya berjalan dan duduk-duduk saja sambil menikmati keadaan di sekeliling kami. Kami tidak memiliki tujuan, tidak tahu harus kemana.
“Salatiga terlalu kecil sih.” Kata salah seorang diantara kami.
“Meskipun besar, Salatiga juga mau diisi apa? Sepertinya penduduk di sini tidak begitu tertarik untuk beraktivitas.” Aku mengangkat bahu.
Lalu kami memutuskan untuk pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Kami kembali menyusuri selasar Kartini, sampai aku terhenyak melihat pemandangan yang membuatku kecewa. Dua anak kecil yang sedang merokok. Umur mereka sekitar 10 atau 11 tahun. Salah satu di antara mereka dengan pongahnya mengangkat kaki dan tanpa malu-malu merokok. Sedangkan yang lainnya masih malu-malu karena terlihat menyembunyikan rokoknya di sela betis kakinya. Salatiga memang kota kecil, tetapi tindakan tidak terpuji para generasi muda mudah sekali ditemukan di sini.
Aku langsung teringat adikku yang usianya terpaut 18 bulan denganku, saat dia menceritakan bahwa dia pernah dibully  oleh teman-teman SMPnya, yang pada saat itu aku berpikir kalau mereka sedang terpengaruh dengan sinetron. “Saat itu rasanya aku ingin bunuh diri saja.” Aku mengerutkan kening dan merasakan kesedihan yang luar biasa mengetahui pengakuan ini. Pada saat itu aku memang tidak dekat dengan adikku, bahkan kami sering bertengkar, dan aku juga sedang merasa terombang-ambing dengan pergaulanku sehingga aku tidak bisa lagi memikirkan orang lain selain diriku sendiri. Mungkin seperti itulah yang dirasakan anak-anak yang beranjak remaja saat mereka sedang mencari jati diri. Yang kuat akan menindas atau mempengaruhi yang lain dan yang lemah akan menjadi korban atau terpengaruh. Dan yang mereka cari hanya satu, pengakuan dari orang lain.

Penjerumusan pergaulan yang biasanya tidak memandang umur. Seringkali aku melihat anak-anak baru gede yang nongkrong di pinggir jalan sambil mengumpat dan merokok, melakukan vandalism dan berkelahi. Dan memang anak-anak seperti inilah yang seringkali terjerumus karena mereka sedang mencari jati diri mereka. Mereka terombang-ambing dalam pergaulan. Sementara ini aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk anak-anak seperti ini, tetapi aku bisa membantu dua adik lelakiku untuk tumbuh dengan prinsip yang benar. Aku berharap semua orang dewasa juga berpikir seperti ini, mendidik anak-anak dengan baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 8th

WALITURA

Terminal Semester Ini