Kawan Lama
Aku menemukan kawan-kawan lamaku lagi setelah sekian lama tidak bercengkerama dalam candaan dan obrolan. Aku menemukan orang-orang yang dengan pandangan idelis, mengkritik dan berkomentar tanpa memberi solusi apapun, hanya sebatas ide. Tetapi itulah kawan-kawanku yang dengan mereka obrolan itu tidak akan ada habisnya. Itulah kawan-kawanku: Puput, Anas, Edwin, dan bersama 3 teman lainnya: Vila, Ambar dan mbak Farida, yang dengan riang gembira menjelajah indahnya gunung Andong. Pendakian yang kami lakukan selama hampir 2 jam pada hari Jumat, 6 Juni 2014 itu mendongkrak semangat kami untuk saling berbagi cerita. Inilah waktu yang tepat untuk saling bercengkerama. Meskipun dua tenda telah didirikan, tetapi aku, Anas, Puput dan Edwin tetap duduk tegak memandang langit. Sampai subuh menjelang pun Anas dan Edwin tetap melanjutkan obrolah mereka di puncak gunung, sedangkan aku dan Puput memilih untuk bergelung dalam sleeping bag. Aku tidak tahan dengan angin yang terus menampar wajah dan dingin yang merambati kaki, begitu juga dengan Puput.
Aku tidak
tahu apakah pagi ini bisa dibilang hari berikutnya, karena kami mengikuti malam
yang turun dan pagi yang menyambut hari Sabtu. Tapi itu tidak penting, karena
kami yang kurang tidur ini tetap semangat menyambut pagi. Bahkan semenjak mata
kami terbuka, fokus kami hanya satu: Foto! Dan pagi itu kami segera pergi ke
puncak yang jaraknya hanya dua menit perjalanan dari tempat kami berkemah. Di
sana sudah ada beberapa orang yang menunggu sunrise muncul sambil berforo-foto
ria. Setelah puas berfoto-foto ria, kami segera kembali ke tenda kami dan
membantu Edwin yang sedang memasak nasi. Kami saling bekerja sama untuk membuat
sarapan yang mewah. Sop, sayur bayam, oseng-oseng tempe, dan telur orak arik. Dua
hari ini benar-benar menjadi hari yang luar biasa bagiku. Bukan masalah pendakian
yang kami lakukan tetapi semua ini tentang berkumpul dengan kawan-kawan lamaku.
Komentar
Posting Komentar