Sarjana vs Buruh

Senin, 16 Juli 2012

Berkali-kali aku berkata pada diriku sendiri untuk tetap sabar dan tidak memasukkan ke hati setiap kata-kata dari mandor. Hati ini terus menebal meskipun jengkel dengan setiap kata-kata omelan dari mandor. Namun aku kembali mengingat posisiku di pabrik, kalau aku hanyalah buruh harian. Bahkan aku tidak lebih tinggi dari yang sudah bekerja lama di sini. Setiap instruksi kulakukan dengan perlahan karena aku takut membuat kesalahan lagi. Apakah memang seperti ini ya rasanya bekerja di bawah orang? Harus tunduk pada senioritas dan sistem yang ada? Kalau ini yang terjadi, aku tidak ingin menjadi seorang bawahan. Bekerja di bawah tekanan atas perintah dari orang lain. Namun pikiranku harus logis. Posisi ditentukan oleh pendidikan. Aku harus menuntut ilmu sebaik mungkin. Harus jadi sarjana kata nenek, biar bisa jadi pegawai tinggi. Jangan mau pasrah, menerima keadaan yang standart dan biasa.Aku bertekad tidak mau bekerja menjadi buruh dan aku bertekad untuk belajar dengan baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 8th

WALITURA

Terminal Semester Ini