Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

Hands to Heaven

Selasa, 13 November 2012: 8.23 pm Hands to Heaven-Christian Bautista   so raise your hands to heaven and pray that we'll be back together someday tonight i need your sweet cares, hold me in the darkness tonight you calm my restlessness, you relieve my sadness   Aku terhenyak dari buku literature yang kucaba saat lagu itu mengalir dari radio.Dan nada-nada lagu itu terus mengalir bersama dengan memori-memori yang terkait erat dengan lagu itu. Aku kembali mengenang saat aku, Arina dan Diana sedang belajar utnuk menghadapi tes SNMPTN esok hari di sebuah rumah kos di dekat UNNES. Hawa panas kota Semarang membuat kami gerah dan tidak konsentrasi dalam belajar, bahkan kami mulai berpencar untuk mencari tempat yang nyaman untuk kami belajar. Arina terus mengulang-ulang lagu itu dengan alasan agar bisa berkonsentrasi, dan aku pun mulai menyukai lagu yang mengalun syahdu itu. Aku melihat Arina yang penuh konsentrasi menekuni soal-soal SNMPTN, juga Diana yang terlihat seri...

Melepas untuk Memiliki

Kulihat raut wajahmu ketika menceritakan dia kepadaku. Kamu bilang kamu lega dan bahagia karena telah mengatakan semua yang ada di dalam perasaanmu, namun raut kecewa dan sedih tidak bisa hilang dari wajahmu. Kamu memang pandai menyembunyikan perasaanmu, kawan, namun waktu juga telah memberiku ruang untuk mengenalimu lebih dalam. Aku pun berusaha ceria dan mendukung setiap keputusan yang telah kau pilih demi hubungan kalian. Karena aku tahu bahwa kamu telah memilih hal yang terbaik dengan mengorbankan perasaan kalian bersama. Aku ingat ketika kamu dengan ceria dan merona menceritakan setiap detail yang kau lalui bersamanya setelah seharian kalian meluangkan waktu bersama. Bagaimana kalian berpura-pura marah hanya untuk memaksa salah satu diantara kalian menghabiskan sup buah yang kalian beli, bagaimana dia menculikmu dari rumah dan membawamu kabur ke daerah yang jauhnya 20km dari Salatiga. Bagaimana kamu menanti setiap pesan-pesan singkatnya muncul dari layar hpmu dan menemanimu yan...

Mana Hak Kami?

Minggu, 28 Oktober 2012 “Kita kan butuh Tuhan, kita tetap beribadah di halaman saja.!” Kata seorang bapak   tua dengan antusias ketika bapak majelis mengambil voting mengenai perubahan tempat ibadah. Bapak majelis gereja menyampaikan berita dengan sedih dan memberitahu setiap jemaat bahwa mulai awal bulan november kami tidak bisa lagi beribadah di tempat biasa kami beribadah, dan menawarkan alternatif untuk beribadah di gedung milik Sekolah Tinggi Teologia atau beribadah di halaman. Protes dari warga sekitar tidak mengijinkan rumah yang pada awalnya diijinkan dibangun sebagai rumah pastori tersebut dijadikan tempat ibadah. Sebagai jemaat baru, saya benar-benar tidak mengerti dengan kondisi seperti ini. Bagaimana bisa di negera yang katanya menjunjung tinggi hak asasi manusia, ada orang yang memperkosa hak beribadah orang lain? Dalam   UUD 1945 pun setelah mengalami perubahan mengatur lebih rinci masalah hak asasi manusia. Pasal 28E Ayat (1) menegaskan bahwa setiap orang b...

Perkembangan Orang Kreatif

Saya pikir kemajuan jaman memang semakin membuat orang untuk menjadi kreatif. Bagaimana tidak? Persaingan hidup semakin tinggi dan naluri untuk mempertahankan hidup juga tersemat dalam benak setiap orang. Jadi banyak orang yang berlomba-lomba dan bersaing satu sama lain hanya untuk mendapatkan alat penunjang hidup, yaitu uang. Sehingga secara tidak langsung mereka harus menjadi se’kreatif mungkin dalam melakukan sesuatu yang menghasilkan uang dan menunjukkan siapa yang lebih unggul dari yang lain.   Dan saya mengalami moment yang berkaitan dengan spekulasi saya tersebut. Malam ini teman-teman mengajak saya karaoke. Notabenenya saya belum pernah karaoke sebelumnya, yang saya tahu karaoke berasal dari Bahasa Jepang yaitu Kara- dari kata Karappo yang berarti kosong dan Oke – dari kata Okesutura atau orkestra. Dan karaoke berawal pada suatu malam, di awal tahun 70-an, sebuah band yang biasanya mengisi pertunjukan di sebuah bar di kota Kobe Jepang kelabakan. Pasalnya, saat akan pen...

Penjajahan di Kelas

Selasa, 23 Oktober 2012             Semua orang berpikir dia aneh. Saya pun   juga berpikir demikian. Kadang-kadang dia tersenyum sendiri dan menghindar ketika diajak ngobrol. Cara berpakaiannya pun cenderung tidak match dan gaya rambutnya seperi model tahun 90’an. Mungkin ini memang suatu bentuk ‘sanksi’ dari perbedaan norma mode, ketika hampir semua orang berpenampilan sesuai dengan perkembangan jaman tetapi dia tampil berbeda, sehingga sebagai sanksinya dia dicap aneh. Namun saya tidak mempermasalahkan penampilan karena memang semua orang punya selera yang berbeda-beda. Saya hanya merasa aneh dengannya karena dia tidak mau berbaur dengan teman-teman yang lain dan selalu menyendiri. Sehingga teman-teman suka menggodanya atau mentertawakannya, bahkan dosen pun senang membuat lelucon tentang dia. Dan saya pikir dia mengalami bully. Bullying dari kata dasar “bully” yang artinya menggertak mempunyai sinonim dengan kata inti...