Halal Bihalal
Minggu,
8 September 2013
Aku melihat ada banyak teman-teman
baru di dalam gedung itu. Mereka pun memandangku dengan penasaran dan rasa
ingin tahu apakah aku normal atau sama seperti mereka. Jadi, aku mulai
menyalami mereka satu-persatu dan memperkenalkan diriku. Meskipun dalam hati
aku sedikit gentar karena aku takut mereka memiliki bahasa isyarat yang berbeda
dengan yang biasa kugunakan. Tapi ku buang semua rasa takut itu, karena aku
masih bisa menggunakan ekspresi wajah dan gerak tubuh. Dengan perlahan mereka
juga mulai menerimaku dan meminta nomer hp juga. Lega.
Kuedarkan pandangan ke sekeliling
ruangan. Ada mmt,
ada penerima tamu, ada pendaftaran peserta, kupon undian, tiker parkir dan
acara yang sudah tersusun. Senyumku mulai mengembang. Meskipun masih kurang
sempurna, tapi ini adalah hasil kerja keras teman-teman Walitura selama
seminggu. Mereka memikirkan semuanya sendiri tanpa bantuan para penerjemah dan
relawan.
Mas henry mendekatiku dan mengatakan
kalau aku menjadi penerjemah MC, karena ada tamu undangan yang normal. Aku sedikit
ragu. Apakah aku bisa? Dengan keraguan yang melingkupiku, aku mengiyakan
permintaan itu. Keringat dingin dari tanganku mulai keluar dan kakiku gemetar ketika
berdiri si samping podium.. Dalam otakku terus berkelebat pikiran bagaimana kalau salah? Namun keinginan
untuk membantu mereka membuatku memberanikan diri untuk tetap berdiri.
Acara demi acara bergulir. Beberapa teman
menampilkan lawakan syuting acara dunia lain yang semua property seperti mic,
kamera dari kardus dan kostum mereka buat sendiri. Aku mulai merasa malu karena
aku takut melakukan sesuatu dan takut membuat kesalahan. Namun teman-teman yang
lain membuat acara halal bihalal ini tanpa memandang kekurangan mereka. Yang
mereka tahu adalah melalukan dengan sepenuh hati. Senyumku mengembang semakin
lebar. Betapa hebat mereka karena sudah mau berusaha, bukankah proses lebih
baik daripada hasil?
Komentar
Posting Komentar