Passion
Selasa.
10 September 2013
“Semua
tempat bisa menjadi penjara bagimu.” Kata seorang Bapak yang menjadi pembicara
di Diklat PMI itu. “Contohnya banyak orang yang dipenjara ingin merasa bebas,
padahal disana mereka mendapatkan tempat bernaung dan makanan. Sedangkan orang
yang di luar penjara harus bersusah payah mencari makan. Bahkan diklat ini pun
bisa menjadi penjara bagi anda semua. Mungkin ada diantara kalian yang tidak
betah berada berada di ruangan ini dan segera ingin pulang ke kamar dan tidur. Karena kalau anda berada di suatu tempat,
namun pikiran anda tidak beserta anda, maka tempat itu menjadi penjara bagi
anda.” Aku melihat sebagian peserta mengangguk-angguk, entah mereka mengerti
atau mengangguk untuk menghilangkan rasa mengantuk.
Pikiranku langsung melayang ke
adikku yang paling bungsu, yang masih duduk di kelas 2 SD. Setiap pagi selalu
tampak mengerikan baginya karena dia pasti bertengkar dengan mama, emak dan
denganku, setiap kami membangunkannya
untuk berangkat sekolah. Dia pasti merengek, mengeluh sampai menangis. Sampai
kami mengalah dengan membiarkannya berangkat sekolah tanpa mandi. Namun akan
berbeda kalau hari Rabu, dia pasti akan bangun sendiri, bahkan menuju kamarku
dan membangunkanku. Karena pada hari itu ada olahraga. Ya, adikku hanya
menyukai satu pelajaran, yaitu olahraga. Pelajaran-pelajaran lain hanya menjadi
penjara baginya, sehingga sampai sekarang dia belum lancar membaca.
Namun tak perlu jauh-juah sampai
adikku kawan. Ragaku sendiri rajin berangkat kuliah, tetapi pikiranku melayang
jauh entah kemana. Seringkali aku mengisinya dengan imajinasi-imajinasi yang
kalau dituliskan pasti akan menjadi satu buku cerita. Aku sering mengeluh
banyak tugas, padahal aku tidak mengerti tugas apa yang sepatutnya kukerjakan. Bahkan
dua tahun ini tampak sia-sia belaka bagiku. Aku benar-benar malu ketika ada
bule yang datang ke agen travel tempatku berkerja dan bertanya tentang travel
ke Denpasar, dan aku menjawabnya dengan terbata-bata. Pertama karena aku malu,
kedua karena aku lupa beberapa vocabulary setelah libur beberapa bulan.
“All you can do is find your
passion.” Passion. Panggilan jiwa,
sense of belonging. “Ketika kamu sudah menemukan hatimu disitu, maka anda semua
bisa melakukan apapun tanpa memandang hambatan dan rintangan yang ada.”
Ya benar, mungkin aku belum
menemukan mengapa aku harus belajar bahasa Inggris, bukan kuliah seperti yang
kuinginkan. Tapi mungkin peristiwa memalukan kemarin bisa mengajariku untuk
tidak memancing orang berkata “Kuliah di jurusan bahasa inggris kok Inggrisnya
payah gitu.”
Komentar
Posting Komentar