Bali, Desember 2017






Aku dan Deni menghabiskan beberapa hari di Bali setelah pernikahan kami. Ini adalah pengalaman pertamaku di pulau paling terkenal di Indonesia ini. Sehingga aku semangat dan ingin sekali melihat hal-hal baru di sana.


Secara keseluruhan, aku dan Deni menikmati waktu kami di Bali, meskipun dia juga sibuk dengan pelayanan Natal di sana. Tidak banyak tempat yang bisa dikunjungi karena dia sibuk sekali, tapi aku senang karena hotel tempat kami menginap cukup bagus. Ada televisi yang menemaniku untuk menghabiskan waktu. Kami menyempatkan waktu untuk berjalan ke pasar di pagi hari atau pergi ke pantai. 



Satu hal yang membuatku heran tentang Bali adalah aku bisa menemukan satu daerah yang tidak seperti Indonesia. Toko-toko, orang-orang dan suasana yang sangat modern. Namun di sisi lain,  aku juga menemukan suatu tradisi yang terselip di tengah budaya asing yang modern, yaitu tradisi memberi. Kita bisa menemukan tempat persembahan di mana saja kita pergi, di gang-gang, di pasar, di depan hotel, di depan cafĂ© dan lain-lain. Oke, ini bukan tradisi, namun ini adalah kepercayaan orang Bali yang mayoritas beragama Hindu. Namun kepercayaan ini sudah melekat dalam diri orang Bali sehingga menjadi ciri khas mereka. Melakukan ritual adat sangat jarang kulihat di Jawa, apalagi di daerah sekitarku. Orang-orang hanya suka melakukan tradisi pada saat-saat tertentu, dan terkadang tradisi itu juga ditandai dengan roh-roh yang mereka percayai bisa membantu mereka. Tapi aku percaya bahwa tradisi dan kepercayaan orang Bali membuat mereka kuat dari pengaruh budaya lain.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 8th

WALITURA

Terminal Semester Ini