Time For Myself


 Kamis, 10 Januari 2013
Terkadang aku ingin menjadi orang yang egois. Hanya memikirkan diriku sendiri dan kehidupanku. Kuliah. Bertemu teman. Melakukan aktivitas yang kusenangi. Membaca buku dan menulis cerita tanpa diganggu dengan suara-suara berisik. Tapi aku tidak bisa!

Saat aku membutuhkan ketenangan untuk menulis dan belajar, adik-adikku berseru untuk mengajak bermain atau aku harus mendengarkan celotehan mereka atau mengajari  dan membimbing mereka mengerjakan pr.

Saat aku ingin beristirahat, ternyata ada cucian kotor yang menumpuk, baju-baju yang belum  disetrika dan lantai yang kotor. Dan aku tidak bisa tinggal diam melihat semua kekacauan itu.

Saat aku bingung memikirkan persoalanku, aku malah harus ikut memecahkan masalah yang ditimbulkan oleh adik-adikku. Memarahi, menasehati dan membimbing mereka seolah-olah aku adalah orang tua  mereka.

Saat aku harus konsultasi paperku, aku juga harus menyisakan waktu untuk menemui wali kelas adik-adikku. Mendengarkan mereka yang mengeluh karena nilai-nilai adikku menurun. Dan memberiku tugas tambahan untuk kembali mengawasi adik-adikku.

Saat aku sedang mengajari adik-adikku, datang beberapa anak tetangga  yang minta untuk dibimbing mengerjakan pr. Ada yang membawa pr IPA, matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Ada juga yang berada di kelas 7, kelas 6, kelas 4 dan kelas 1. Bagaimana aku mengajar mereka dalam waktu bersamaan? Kalau tidak ada Jeee dan Arista, pasti aku sudah gila karena bingung.

Bukan berarti aku mengeluh atau tidak mau melakukan, hanya terkadang pikiran egois menyelinap dan membuatku ingin menghindar dari semua ini. Dan membuat emosiku memuncak. Pelipur laraku adalah imajinasi bahwa hidupku akan sepi dan hanya ada rutinitas yang membosankan tanpa kehadiran hal-hal seperti ini, tanpa kehadiran adik-adik yang harus kuperhatikan. Yang perlu kulakukan adalah membagi rata waktuku untuk keluargaku dan aktivitasku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 8th

WALITURA

Terminal Semester Ini