Hujan
Aku menunggu hujan datang. Langit telah mendung dan angin berhembus dengan keras, namun hujan tak kunjung datang. "Jangan datang," kata temanku, "Pasti akan deras sekali kalau hujan." Tapi aku ingin hujan-hujan jawabku. "Bodoh! Kamu kan lagi sakit, kenapa malah hujan-hajan." aku mengangkat bahu. Tapi aku suka hujan, kataku dalam hati. Hujan seperti meluruhkan semua masalahku bersamaan dengan guyuran air yang membasahiku. Dan yang terpenting adalah hujan akan menyembunyikan tangisku, karena orang lain tidak bisa membedakan yang mana air hujan, yang mana air mata. Aku ingat ketika aku masih SMA, ketika aku dan teman-teman gereja sedang menyiapkan acara ibadah natal, aku bertugas menjadi pemimpin acara. Tapi senior gereja menolakku dengan kasar, dia menginginkan orang yang lebih profesional dalam memimpin. Dalam senyuman singkat aku menanggapinya dengan gembira dan mengatakan kalau memang lebih baik yang senior yang memimpin acara. Lalu aku berpamitan p...