22 Februari 2014

Terkadang aku menyesali diriku sendiri yang tidak bisa berbaur dengan orang lain. Karena rasa malu menghambatku. Sehingga membuatku hanya bisa diam dan melihat teman-teman yang sibuk melakukan tugasnya.

Pagi kemarin aku datang ke PMI sangat awal, jam tujuh kurang. Teman-teman belum ada yang yang datang, hanya kepala markas saja yang ada. Aku menunggu dalam diam sambil bermain dengan hpku. Lalu aku disuruh untuk menyapu markas, tugas yang kusambut dengan sukacita karena membuatku bergerak dan aktif. Setelah menyapu lantai pun aku kembali diam sambil berkenalan dengan adik-adik PMR yang baru datang.

Satu persatu pengurus pun datang, namun teman-teman relawan belum ada yang datang. Karena aku tidak bergitu mengenal dan akrab dengan para penggede di PMI itu, aku pun merasa rikuh dan hanya diam ketika mereka datang. Sedangkan mereka langsung menyibukkan diri dengan tugas-tugas. Ketika mbak Novi, sie acara, datang dia langsung mengecek seluruh persiapan kami untuk latihan gabungan PMR selama dua hari ini. Dan tiba-tiba dia berkata dengan ketus kepadaku, "Lho Dita, harusnya kamu segera menyiapkan lembar daftar ulang tho." aku mengangguk lalu segera mengambil form daftar ulang dan menata meja bersama mbak Nina di teras markas.

Waktu berlalu dengan lambat karena selanjutnya aku menjadi pesuruh yang melakukan tugas apapun yang diperintahkan padaku. Mengambil nampan, co-card peserta, membuka ruang aula, mengetik daftar peserta, menerima daftar ulang. Setidaknya semua aktivitas itu membuatku terlihat sibuk dan menghindarkanku dari kebisuan karena tidak memahami apapun.

Setelah upacara pembukaan selesai dan snack dibagikan, teman-teman relawan dan beberapa pengurus mengobrol di bagian samping markas, tetapi aku tidak ikut bergabung dengan mereka karena aku masih duduk menghadapi komputer. Lalu aku menggabungkan diri dengan mereka. 
"Mbak Nina minta air mineral dong." kataku sambil bercanda. Tapi mbak Nina hanya memadangku dengan tatapan yang aneh dan...(aku tidak dapat mendefinisikannya). "Duh mbak, jangan memandangku seperti itu tho." aku berusaha mencairkan suasana dengan merespon seperti itu.
"Lain kali kalau ada tugas tapi ga tau itu tanya, jangan cuma diam." lalu dia mengalihkan pandangan ke teman-teman, "Dia malah diam aja, ga tanya tugasnya ngapain." 
"Lha aku bingung kok mbak" aku menanggapinya sambil tertawa untuk menyembunyikan rasa maluku. Lalu dia mengambilkan minum untukku. 

Aku benar-benar merasa bingung dan malu dengan hampir semua orang di dalam PMI. Aku merasa tidak akrab dengan mereka sehingga susah sekali untuk memulai suatu pembicaraan yang berarti. Hal ini membuatku sering menjadi pendiam dan tidak aktif seperti dulu. Aku benar-benar membenci rasa malu ini. Mengapa aku tidak seperti temanku yang baru bergabung dengan PMI namun dia telah akrab dengan semua TSR bahkan dengan bagian UDD? ah,aku benar-benar bingung sekarang....



Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 8th

WALITURA

Terminal Semester Ini