Percakapan absurb


Aku sedikit takut ketika lelaki itu jongkok tepat di sampingku dan memunguti sampah yang terletak di bawah bangku halte yang sedang kududuki. Lelaki itu memakai baju yang sudah lusuh dan cenderung berwarna gelap serta memakai bandana di kepalanya. Dari penampilannya itu maka membuatku berpikir kalau dia pasti ingin berniat jahat. Atau setidaknya dia adalah pemabuk yang suka menggoda wanita. Atau bahkan dia adalah orang yang tega membunuh ketika korbannya tidak memberikan uang kepadanya. Namun dia hanya diam sambil memilah-milah sampah yang dia temukan. Aku melihat dia sedang asyik mengoleskan sesuatu ke tangannya. Aku penasaran dan terus mengamatinya. Benda apakah itu? Balsem kah? Iya benar, balsem dari merk yang terkenal di Indonesia. Tetap dengan waspada aku terus mengawasinya yang masih sibuk memilah sampah setelah selesai memijat tangannya dengan balsem. Namun, semakin aku memperhatikannya, semakin terbit rasa kasihanku. Sehingga mendorongku untuk bertanya dan memunculkan percakapan gila yang tak mempunyai inti.
Aku:  Kenapa memungut sampah?
Dia: (dia mendongak dan melihat ke arahku) hmmm…ya…ngg…mencari yang bisa digunakan.
Aku: Lha kenapa? Kan sudah jadi sampah.
Dia: ya tidak apa-apa.
Aku: kenapa tidak bekerja?
Dia: lagi nunggu keluarga dari Cengkareng jemput saya. Jadi nanti kalau sudah dijemput saya pulang….*&$#%^&^%& (kata-katanya tidak dapat diterka karena dia seperti bergumam)
Aku: Lha terus sekarang tinggal dimana?
Dia: di taman dekat seruni. Kuliah disini ya? (menunjuk kampus UKSW)
Aku: (aku tersenyum) iya. Terus makan apa setiap hari?
Dia: ya cari-cari gini, kadang makan kadang nggak.
Aku: lalu kenapa tidak  pulang ke rumah saja? Kan enak dari pada seperti ini.
Dia: lagi nunggu keluarga dari Cengkareng…*&^%$%^$65 (dia kembali bergumam) kuliah jurusan apa?
Aku: bahasa Inggris…
Dia: (*&(^%*$*^^%$#@@C$% (dia berbicara dalan bahasa yang tidak kumengerti) bahasa seperti itu kan? *(&(^%%&($$% (kembali nyerocos)
Aku: (tertawa ngakak) iya…kenapa tidak bekerja saja?
Dia: masih nunggu keluarga dari Cengkareng, jadi ya seperti ini. Kalau mau ikut saya bisa, saya selalu di taman Seruni.
Aku hanya tersenyum dan menunjukkan tanda-tanda mulai takut ketika dia bangkit berdiri dan mulai nyerocos dalam bahasa yang sama sekali tidak kupahami.
Dia: belajar bahasa Inggris memang hebat. *&%$@@^&*^&*……..ada atm tidak? (nah kan dia mulai beraksi)
Aku menggeleng kuat-kuat dan diam tanda takut.
Dia: ya sudah, saya ke sana dulu. Kalau mau cari saya di tempat yang biasa ya..
Aku mengangguk dan menghembuskan nafas lega.  Akhirnya percakapan tiada berinti ini berakhir dengan menyisakan perasaan ambigu dan geli.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The 8th

WALITURA

Terminal Semester Ini