Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Rumah Baru

Gambar
Mimpi saya masih sering pulang pergi, berada di setting tempat yang berbeda-beda. Kadang-kadang berada di rumah dimana saya tumbuh waktu kecil. Sering juga berada di rumah orang tua saya di Salatiga. Bahkan sesekali ada di rumah baru saya di Manado, bukan, lebih tepatnya di pinggiran kota Manado. Pernah suatu kali saya bermimpi, yaitu ibu saya, tante saya yang menggendong adik bayi saya datang ke rumah di Manado. Mereka naik motor! Saya sangat terkejut melihat mereka ada di depan pintu dan segera meminta mereka istirahat. Tidak percaya karena mereka melintasi trans Sulawesi dari ujung selatan ke ujung utara. Namun untung saja itu hanya mimpi. Manifestasi dari kerinduan saya kepada ibu saya dan kebiasaan ibu saya naik motor kemana-mana. Namun yang jelas, banyak sekali mimpi yang datang tentang keluarga saya beberapa hari terakhir ini. Satu per satu anggota keluarga kesayangan saya muncul dalam mimpi saya. Lalu membuat saya bingung ketika bangun, karena saya selalu bertanya ‘di man...

Gapapa Kalau Gapapa

Saya dan Deni baru menikah empat bulan ketika saya tahu bahwa saya hamil. Saya masih ingat wajah Deni yang penuh dengan sennyuman dan berseri-seri ketika membuka hadiah yang berisi Pregnancy test. Dia terus berkata ‘aku akan menjadi ayah! Aku akan menjadi ayah!’. Sebenarnya kami ingin memiliki anak setelah satu tahun menikah, namun kejutan di bulan ke-empat ini tetap membuat kami bahagia. Apakah yang lebih diinginkan dari pasangan yang baru menikah selain anak? Anak adalah kunci utama dalam budaya saya untuk menentukan bahwa sebuah pasangan baru itu berhasil. Hal ini juga kami alami ketika banyak teman bertanya apakah saya sudah ‘isi’. Tapi dengan sabar kami menjawab bahwa belum waktunya. Bagi kami, merencanakan untuk mempunyai anak itu penting sekali. Kami ingin mendidik anak-anak kami sesuai dengan kebenaran firman Tuhan sehingga kami ingin mempersiapkan diri kami sebagai orang tua. Selain itu, kami ingin pergi ke training misi di pulau yang berbeda dengan kampung halaman kami. Jad...

10 April 2018

Gambar
Kenapa Tuhan memberi kalau hanya ingin mengambilnya lagi dalam waktu sesaat? Pertanyaan itu terus muncul dalam kepalaku. Berulang-ulang. Namun tidak menemukan jawaban yang tepat. Begitu indahnya kebahagiaan saat memiliki. Perasaan senang itu nyata dan seakan bisa disentuh. Bisa dirasakan tumbuh di dalam diri. Lalu air mata bahagia muncul. Kenapa kita menangis saat bahagia? Gaarder menjelaskan bahwa kita semua sadar kalau kebahagiaan itu hanya sesaat saja, lalu lenyap. Sehingga kita menangisinya karena kita tahu bahwa kebahagiaan itu tidak akan muncul lagi. Lalu kebahagiaan itu tergeser dengan mudahnya oleh rasa kehilangan. Bahagia yang tumbuh di dalam diri lenyap seketika. Keluar bersama nada-nada penyesalan. Semuanya terjadi cepat sekali, seolah-olah semuanya hanya mimpi. Yang manakah mimpi? Apakah kebahagiaan itu mimpi? Atau rasa kehilangan itu mimpi? Atau jangan-jangan aku hanya bermimpi pernah memilikinya? Kenapa kita menangis juga waktu sedih? Karena kita tahu bah...

Bali, Desember 2017

Gambar
Aku dan Deni menghabiskan beberapa hari di Bali setelah pernikahan kami. Ini adalah pengalaman pertamaku di pulau paling terkenal di Indonesia ini. Sehingga aku semangat dan ingin sekali melihat hal-hal baru di sana. Secara keseluruhan, aku dan Deni menikmati waktu kami di Bali, meskipun dia juga sibuk dengan pelayanan Natal di sana. Tidak banyak tempat yang bisa dikunjungi karena dia sibuk sekali, tapi aku senang karena hotel tempat kami menginap cukup bagus. Ada televisi yang menemaniku untuk menghabiskan waktu. Kami menyempatkan waktu untuk berjalan ke pasar di pagi hari atau pergi ke pantai.  Satu hal yang membuatku heran tentang Bali adalah aku bisa   menemukan satu daerah yang tidak seperti Indonesia. Toko-toko, orang-orang dan suasana yang sangat modern. Namun di sisi lain,  aku juga menemukan suatu tradisi yang terselip di tengah budaya asing yang modern, yaitu tradisi memberi. Kita bisa menemukan tempat persembahan di ma...

Lombok Selatan, 15-16 Desember 2017

Gambar
Menurutku ini adalah hutang yang terbayarkan di tahun 2017, Karena ada banyak hal suram yang terjadi di tahun 2017. Hal-hal yang sering membuatku ingin menyerah dan berhenti berjalan. I’ve been here, in South Lombok, at Pantai Tanjung An, the most beautiful beach I’ve ever seen. We checked out from the guest house on the second day and walked all the way to somewhere for almost 1 hour. After we found a small store which sell food, believed as a cheap store, we decided to stop for a while and ate brunch there. That wasn’t a fancy place, but a very traditional place. No problem, we could enjoy that and finished our meal. We also tried to ask some information about how to go to a traditional tourism village, 20 km from that place. Something that I knew was they tried to help us but also wanted to get some profit from us. We realized that maybe we couldn’t afford the cost they mentioned. So, we just sat under a traditional hut named Rumah Sasak. I don’t know, we...

Manado, 7-13 November 2017

Gambar
Senyumku terus mengembang ketika mengikuti kelas linguistic di s ebuah s ekolah misi . Hatiku berkobar penuh semangat untuk mempelajari hal baru. Mengerti sekelumit hal tentang cara menganalisa Bahasa. Dan pikiranku tersadarkan bahwa ada banyak waktu terbuang ketika aku kuliah linguistik. Ada banyak hal yang terlewatkan tanpa benar-benar kupelajari.

Keputusan yang (Mungkin) Tepat

Gambar
Entah hal apa yang membuatku mengiyakan untuk mengajar di SMP yang hamper ditutup dua tahun yang lalu itu. Aku hanya mengajar Bahasa Inggris, yaitu sejumlah empat jam pelajaran per minggu. Deni mengajar Bahasa Indonesia sejumlah 12 jam seminggu. Proses recruitment ini pun berlangsung dengan sangat cepat. Waktu itu, kepala sekolah memintaku untuk mengajar Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan juga komputer. Namun, aku sadarbahwa aku masih punya pekerjaan dan tanggung jawab di tempat lain. Lagipula aku belum bias menghabiskan seluruh jam k u hanya dengan mengabdi. Lalu aku mengatakan bahwa ada seseorang yang bias mengajar Bahasa Indonesia dan aku menunjuk Deni yang sedang duduk di depan kantor guru. Akhirnya tanpa berpikir panjang, bapak yang berperut bundar itu langsung memanggil Deni dan memintanya mengajar. Ketika kami sudah masuk dan bergabung ke sekolah itu, baru l ah aku tahu kalau system itu memang s...