Stereotip yang Baik
Sabtu, 2 Agustus
2012
Tanganku
memegang sikat gigi dan menggerakkannya dengan cepat pada gigiku, sambil
meringis, menggeram dan menggoda adekku yang paling bungsu, Radit. Radit pun
ikut meringis dan melotot sambil menyikat gigi. Cara yang aneh memang, namun
apapun akan kulakukan untuk mengajari adik-adikku kebiasaan-kebiasaan baik yang
jarang mereka lakukan. Dulu tidak mungkin aku bisa membujuk radit untuk
menyikat gigi sebelum tidur dan menceramahinya tentang gigi yang rusak, nafas
yang bau dan kuman yang berkembang biak. Dia tidak mengerti semua
istilah-istilah aneh itu. Tetapi saat kulakukan sendiri ritual menyikat gigi
sebelum tidur, Radit akhirnya mengikuti kebiaasaanku ini. Dia mencontoh apa
yang kulakukan.
Dan
aku teringat dengan perkaatan pepatah. “Kita harus mampu melakukan apapun yang
kita katakan.” Istilah lainnya kita harus berintegritas. Bukan hanya berkata
ini itu, menyuruh banyak hal atau memberi saran yang bagus, namun diri sendiri
tidak bisa melakukannya. Seperti beberapa orang yang sibuk mengkritik
pemerintah, menghujat mereka karena korupsi yang merajalela atau keadaan negeri
yang morat-marit, tetapi si pendemo sendiri tidak bisa on time bahkan ada yang mencoba mengkorupsi uang kas mereka. Sikap
ini pula yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin, dan setidaknya setiap kita
memimpin diri sendiri. Bagaimana kita
bisa jadi teladan dan menginginkan orang lain melakukan tindakan yang terpuji,
namun diri sendiri belum bisa melakukannya? Lakukan dulu sebelum menyuruh orang
lain, karena secara otomatis akan membentuk stereotip yang baik, yang akan
diteladani oleh orang lain.
Komentar
Posting Komentar