Setelah mengucapkan salam, dia segera
duduk di hadapanku tanpa mengucapkan sepatah katapun. Aku melihat jarinya
mengetuk-ngetuk dan kepalanya mengangguk berirama. “Bermain musik dengan
pikiran dalam imajinasi” begitu kataku kepadanya. Lalu dia akan membalasnya
dengan senyuman dan setelah itu jarinya kembali mengetuk dan irama kembali
mengalir dalam pikirannya. Aku mengangkat bahu dan kembali memainkan gitar
dengan kunci yang sedang kulatih. “Mengapa susah menggenjreng gitar?” kataku
dengan mengerutkan kening.
Dia tertawa. “Dilatih dulu yang kemarin.
Harus tekun!”
Aku menyambut tawanya. “Kamu kan sudah expert De,
memainkan musik dengan pikiranmu pun bisa.” Lalu dia meminta gitar itu dan
memainkan satu lagu dengan sempurna. Sejak 5 tahun aku berlatih memainkan
gitar, aku masih saja kehilangan tempo ketika memainkan gitar dan belum bisa
menggejreng lagu yang bertempo cepat. Bahkan hanya kunci-kunci dasar saja yang
kumengerti. Dulu aku pernah berdalih bahwa gitar yang kumiliki tidak bagus,
tidak pas kuncinya, tetapi setelah aku membeli gitar yang baru, tetap saja
belum bisa “mendengarkan” nada. Lalu aku menyerahkan gitar kepadanya, dia menatapku sejenak tanda tidak terima. Tetapi akhirnya dia menerimanya dengan diiringi lirikan. Gitarku yang berkualitas dibawah standard pun
menjadi merdu nadanya ketika dia memainkan lagu.
“Kau harus tekun berlatih.” Katanya sambil
mencubit pipi.
Aku meliriknya tajam. “Iya iya, santai
kenapa.” Lalu dia tersenyum. Ah sahabatku ini, dia memang terlihat pendiam,
tetapi sebenarnya dia ramah. Dia hanya pemalu dan sering merasa rendah diri.
Padahal kalau dia mau menunjukkan dirinya, orang-orang pasti melihat bahwa dia
memang berbakat.
Ya ini sekilas tentang sahabatku, Deni
Andika Guruh Saputra namanya.
Well, jangan lupa menebar inspirasi, kawan ^_^
BalasHapusAku jadi teringat kata-katamu dulu sewaktu SMA "Kamu bisa memotivasi orang lain tetapi kamu tidak bisa memotivasi dirimu sendiri."
HapusDan aku memang membutuhkan dorongan dan semangat yang besar sekarang.