Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Mau Untung, Malah Buntung

Siang ini saya diajak untuk berburu uang kuno di pasar Shopping. Pasar favorite kota Salatiga yang penuh dengan benda-benda yang unik, kuno, aneh dan barang bekas. Yang baru saya mengerti adalah ternyata hobi orang itu bisa berubah sesuai perkembangan jaman dan apa yang sedang digemari sekarang. Seperti Jeee dan mas Tofan yang punya hobi baru, yaitu mencari uang kuno. Sebelumnya Jeee suka mengoleksi ikan, dia sangat terobsesi untuk mencari berbagai jenis ikan yang unik dan memeliharanya dalam satu toples kecil, yang telah berjubel beberapa ikan di dalamnya. Kalau mas Tofan hobi mengoleksi hp-hp jadul, tak terhitung berapa hp jadul yang dimilikinya, dan tentu saja tidak terhitung beberapa kali dia keluar masuk pasar Shopping. Dengan menahan kaki yang capek karena berjongkok, saya ikut melihat uang-uang kuno yang bagus dan unik. Uang-uang itu  telah melewati beberapa jaman, dan saya berpikir bahwa mereka lebih bisa mengerti susahnya kehidupan jaman dulu daripada saya. Akhir...

Hands to Heaven

Selasa, 13 November 2012: 8.23 pm Hands to Heaven-Christian Bautista   so raise your hands to heaven and pray that we'll be back together someday tonight i need your sweet cares, hold me in the darkness tonight you calm my restlessness, you relieve my sadness   Aku terhenyak dari buku literature yang kucaba saat lagu itu mengalir dari radio.Dan nada-nada lagu itu terus mengalir bersama dengan memori-memori yang terkait erat dengan lagu itu. Aku kembali mengenang saat aku, Arina dan Diana sedang belajar utnuk menghadapi tes SNMPTN esok hari di sebuah rumah kos di dekat UNNES. Hawa panas kota Semarang membuat kami gerah dan tidak konsentrasi dalam belajar, bahkan kami mulai berpencar untuk mencari tempat yang nyaman untuk kami belajar. Arina terus mengulang-ulang lagu itu dengan alasan agar bisa berkonsentrasi, dan aku pun mulai menyukai lagu yang mengalun syahdu itu. Aku melihat Arina yang penuh konsentrasi menekuni soal-soal SNMPTN, juga Diana yang terlihat seri...

Melepas untuk Memiliki

Kulihat raut wajahmu ketika menceritakan dia kepadaku. Kamu bilang kamu lega dan bahagia karena telah mengatakan semua yang ada di dalam perasaanmu, namun raut kecewa dan sedih tidak bisa hilang dari wajahmu. Kamu memang pandai menyembunyikan perasaanmu, kawan, namun waktu juga telah memberiku ruang untuk mengenalimu lebih dalam. Aku pun berusaha ceria dan mendukung setiap keputusan yang telah kau pilih demi hubungan kalian. Karena aku tahu bahwa kamu telah memilih hal yang terbaik dengan mengorbankan perasaan kalian bersama. Aku ingat ketika kamu dengan ceria dan merona menceritakan setiap detail yang kau lalui bersamanya setelah seharian kalian meluangkan waktu bersama. Bagaimana kalian berpura-pura marah hanya untuk memaksa salah satu diantara kalian menghabiskan sup buah yang kalian beli, bagaimana dia menculikmu dari rumah dan membawamu kabur ke daerah yang jauhnya 20km dari Salatiga. Bagaimana kamu menanti setiap pesan-pesan singkatnya muncul dari layar hpmu dan menemanimu yan...

Mana Hak Kami?

Minggu, 28 Oktober 2012 “Kita kan butuh Tuhan, kita tetap beribadah di halaman saja.!” Kata seorang bapak   tua dengan antusias ketika bapak majelis mengambil voting mengenai perubahan tempat ibadah. Bapak majelis gereja menyampaikan berita dengan sedih dan memberitahu setiap jemaat bahwa mulai awal bulan november kami tidak bisa lagi beribadah di tempat biasa kami beribadah, dan menawarkan alternatif untuk beribadah di gedung milik Sekolah Tinggi Teologia atau beribadah di halaman. Protes dari warga sekitar tidak mengijinkan rumah yang pada awalnya diijinkan dibangun sebagai rumah pastori tersebut dijadikan tempat ibadah. Sebagai jemaat baru, saya benar-benar tidak mengerti dengan kondisi seperti ini. Bagaimana bisa di negera yang katanya menjunjung tinggi hak asasi manusia, ada orang yang memperkosa hak beribadah orang lain? Dalam   UUD 1945 pun setelah mengalami perubahan mengatur lebih rinci masalah hak asasi manusia. Pasal 28E Ayat (1) menegaskan bahwa setiap orang b...

Perkembangan Orang Kreatif

Saya pikir kemajuan jaman memang semakin membuat orang untuk menjadi kreatif. Bagaimana tidak? Persaingan hidup semakin tinggi dan naluri untuk mempertahankan hidup juga tersemat dalam benak setiap orang. Jadi banyak orang yang berlomba-lomba dan bersaing satu sama lain hanya untuk mendapatkan alat penunjang hidup, yaitu uang. Sehingga secara tidak langsung mereka harus menjadi se’kreatif mungkin dalam melakukan sesuatu yang menghasilkan uang dan menunjukkan siapa yang lebih unggul dari yang lain.   Dan saya mengalami moment yang berkaitan dengan spekulasi saya tersebut. Malam ini teman-teman mengajak saya karaoke. Notabenenya saya belum pernah karaoke sebelumnya, yang saya tahu karaoke berasal dari Bahasa Jepang yaitu Kara- dari kata Karappo yang berarti kosong dan Oke – dari kata Okesutura atau orkestra. Dan karaoke berawal pada suatu malam, di awal tahun 70-an, sebuah band yang biasanya mengisi pertunjukan di sebuah bar di kota Kobe Jepang kelabakan. Pasalnya, saat akan pen...

Penjajahan di Kelas

Selasa, 23 Oktober 2012             Semua orang berpikir dia aneh. Saya pun   juga berpikir demikian. Kadang-kadang dia tersenyum sendiri dan menghindar ketika diajak ngobrol. Cara berpakaiannya pun cenderung tidak match dan gaya rambutnya seperi model tahun 90’an. Mungkin ini memang suatu bentuk ‘sanksi’ dari perbedaan norma mode, ketika hampir semua orang berpenampilan sesuai dengan perkembangan jaman tetapi dia tampil berbeda, sehingga sebagai sanksinya dia dicap aneh. Namun saya tidak mempermasalahkan penampilan karena memang semua orang punya selera yang berbeda-beda. Saya hanya merasa aneh dengannya karena dia tidak mau berbaur dengan teman-teman yang lain dan selalu menyendiri. Sehingga teman-teman suka menggodanya atau mentertawakannya, bahkan dosen pun senang membuat lelucon tentang dia. Dan saya pikir dia mengalami bully. Bullying dari kata dasar “bully” yang artinya menggertak mempunyai sinonim dengan kata inti...

Selasa, 16 September 2012

22.30 aku masih berkutat menekuni setiap kalimat yang berada dalam artikel New York Times. Bukan berarti aku memiliki koran populer terbitan Negeri  Paman Sam itu, namun ini adalah tugas menganalisa dan memberi kritikan terhadap suatu artikel argumentative. Tugas mata kuliah Reading III. Seharian tadi aku tidak melakukan apapun yang berarti selain menghabiskan waktu dengan keluyuran. Jadi sekarang aku harus menebus 'kesenanganku' tadi dengan memaksakan mataku untuk tetap terbuka dan menekuni setiap kalimat yang tidak kumengerti dengan baik ini. Dan aku benar-benar menyadari seperti inilah rasanya jadi mahasiswa dengan tugas-tugas, buku literature untuk dibaca yang memaksa mereka tidur malam. Selama ini aku selalu menganggap enteng setiap tugas yang ada dan mengerjakan seadanya. Haaahhh....aku ingin mengerjakannya dengan sepenuh hati semua tugas-tugasku. Tolong dukung aku ya....

Tolong, Hargai Saya

Bagiku membangun komunikasi itu penting. Pikirku, dengan komunikasi mungkin tidak akan ada perang. Karena semua dibiacarakan dengan baik. Batinku, membangun komunikasi itu tidak mudah. Dan seringkali aku terjebak dalam situasi dimana aku tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Situasi yang membuatku tidak nyaman, bingung, kaku dan membuatku jadi pendiam. Situasi ini juga yang kualami bersama seseorang yang seharusnya aku akrab dengan dia karena statusnya, namun aku malah mengalami kesulitan tingkat dewa karena aku takut salah bicara dengannya. Memang kami pernah mengobrol, membicarakan beberapa hal dan jalan-jalan bersama, tetapi selebihnya kami diam. Dia diam karena karakter flegmatisnya, aku diam karena aku terjebak dalam pikiran apa yang harus aku katakan agar bisa mengobrol dengannya dan menjadi akrab? Apalagi dengan tekanan dari saudaranya, yang menuntut aku harus akrab dengan dia. Dan kalimat yang mengataiku tidak mempunyai usaha untuk membangun hubungan dengan dia, membuatku benar...

Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia

.................... Di negeriku rupanya sudah diputuskan kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa, lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta, sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja, Di negeriku ada pembunuhan, penculikan dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh, Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng, Nipah, Santa Cruz dan Irian, ada pula pembantahan terang-terangan yang merupakan dusta terang-terangan di bawah cahaya surya terang-terangan, dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai saksi terang-terangan, Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada, tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi. IV Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak Hukum tak tegak, doyong berderak-derak Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang ...

Stereotip yang Baik

Sabtu, 2 Agustus 2012 Tanganku memegang sikat gigi dan menggerakkannya dengan cepat pada gigiku, sambil meringis, menggeram dan menggoda adekku yang paling bungsu, Radit. Radit pun ikut meringis dan melotot sambil menyikat gigi. Cara yang aneh memang, namun apapun akan kulakukan untuk mengajari adik-adikku kebiasaan-kebiasaan baik yang jarang mereka lakukan. Dulu tidak mungkin aku bisa membujuk radit untuk menyikat gigi sebelum tidur dan menceramahinya tentang gigi yang rusak, nafas yang bau dan kuman yang berkembang biak. Dia tidak mengerti semua istilah-istilah aneh itu. Tetapi saat kulakukan sendiri ritual menyikat gigi sebelum tidur, Radit akhirnya mengikuti kebiaasaanku ini. Dia mencontoh apa yang kulakukan. Dan aku teringat dengan perkaatan pepatah. “Kita harus mampu melakukan apapun yang kita katakan.” Istilah lainnya kita harus berintegritas. Bukan hanya berkata ini itu, menyuruh banyak hal atau memberi saran yang bagus, namun diri sendiri tidak bisa melakukannya. Seper...

Upacara di Ketinggian

“Kepada semuanya.....Siappp grakkk!!!” Dengan patuh kami melakukan aba-aba dari bang Ipung, salah seorang teman kami, yang berperan sebagai pemimpin upacara. Terdengar tawa yang tertahan melihat bang Ipung sendiri malah melipat tangannya ke belakang dan tertawa karena malu. Kami semua berusaha khidmat dan teratur dalam upacara hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 67 ini. Tentu saja ini sulit bagi kami yang slengekan, apalagi semua petugasnya adalah teman-teman kami sendiri yang jarang bisa serius. Saat pengibaran bendera pun sempat diiringi dengan tawa yang tertahan dan senyuman geli karena melihat Edwin yang tidak pas dalam melangkah. Namun kami segera sadar bahwa inilah moment yang paling ditunggu-tunggu, melihat sang merah putih berkibar dengan gagahnya. Sehingga kami bisa menghayati bagaimana sang Merah Putih diperjuangkan agar bisa berkibar di Indonesia. “Selamat pagi teman-teman.” Sapa mas Phete kepada perserta upacara. Dia berperan sebagai pembina upacara. Dia berdiri dengan...

Gunung Ungaran

Kamis, 16 Agustus 2012           Bau air. Bau kayu yang membusuk karena setiap hari kena air. Bau daun-daun kering dan bau khas pepohonan hutan serta bau keringat 18 orang yang menyusuri jalanan terjal dan menanjak. Nafas yang kembang kempis dan wajah kemerahan, mengiringi tujuan kita untuk mendaki gunung Ungaran. Bau-bau, suara-suara langkah kaki dan dengusan nafas itulah yang membuat semangat semakin membara dan kaki terayun cepat agar segera sampai ke puncaknya. Aku pun juga tak sabar untuk segera beristirahat dan melewati malam yang berlalu di atas gunung. Kulayangkan pandanganku ke sekelilingku yang penuh dengan pohon-pohon dan batu besar, menandakan kalau sedikit lagi sampai puncak. Di atas pun ada bintang-bintang yang menghiasi malam ini. Kakiku yang sakit ,karena sudah lama tidak mendaki, pun seperti tak terasa. Semangat....!!! semuanya akan digantikan oleh kepuasan batin dan rasa senang yang membuncah karena telah menginjak punca...

Ayo Bangkit.....!!!!

Rabu, 15 Agustus 2012 Aku menatap novel tebal berwarna hijau itu, “Please, Lool After Mom”, kertas kadonya telah sedikit terkoyak. “Jangan pernah malas membaca, Ta. Pokoknya baca habis buku ini. Jangan malas ya.” Aku tertawa mendengar kata-kata sahabatku, Arina. Dan mengucapkan banyak-banyak terima kasih untuk kadoke2 ini. Dia telah memberiku syal dan penutup kepala berwarna pink, warna yang kubenci namun sengaja dipilihnya untukku, sebagai kado ulang tahun katanya. Dan buku ini sebagai kado persahabatan, yang sebenarnya sudah lama disimpan untukku.           Speechless. Aku kehilangan kata-kata. Hanya bisa kugantikan dengan tawa dan ucapan terima kasih. Arina mengerti betapa besarnya semangatku menghadapi dunia, menantangnya dan berpijak di atasnya. Dan dia juga tahu kalau aku sedang melemah. Hanya karena aku tidak berada pada tempat yang kuinginkan. Kuliah di kedokteran. Aku tahu semangatku memang sedang luntur dan kendor. Malas untuk...

Positive Thinking

Minggu, 29 Juli 2012           Aku sedih. Menangis. Tidak ada seorangpun dalam keluargaku yang mengingat hari ulang tahunku. Meskipun aku memang tidak menuntut apapun dari keluargaku, namun setidaknya ada perhatian dari mereka. Bahkan mama juga tidak ingat. Dia sibuk mengurusi masalahnya sendiri dan memperburuk hari ini dengan mengomel berkepanjangan. Aku kecewa. 6 am Arina meneloponku untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Aku sedikit terhibur mendengar suara sahabatku yang selalu penuh semangat itu. Ah, semoga aku menjadi semakin optimis seperti dia. 1 pm Aku kaget melihat sosok Kak yonathan, temannya Jeee, berdiri di pintu belakang rumahku.  Dia membawakan 9 bungkus kolak. Darimana dia tahu rumahku ya? Padahal daerahnya agak pelosok. Tak berapa lama kakak-kakak perkantas datang. Mereka membawakanku sepotong kue dan kami saling bercerita. Rata-rata dari mereka bilang kagum denganku yang energic, antusias, optimis, pintar,...